Minggu, September 28, 2025
BerandaHUKRIMKetika Hati Polisi Mengetuk Pintu Kemanusiaan: Kapolres Irwanto Resmikan Rumah Harapan di...

Ketika Hati Polisi Mengetuk Pintu Kemanusiaan: Kapolres Irwanto Resmikan Rumah Harapan di Molinow

Berita-BMR.Com KOTAMOBAGU — Di bawah langit cerah Sabtu pagi, (28 Juni 2025) secarik harapan teranyam kembali di sudut Kelurahan Molinow. Di sana, di balik senyum haru dan mata yang nyaris tak mampu menahan air beningnya, sebuah rumah sederhana berdiri tegak bukan sekadar bangunan, tapi saksi bisu dari kasih yang hadir dalam wujud nyata kepedulian.

Dia adalah Kapolres Kotamobagu, AKBP Irwanto, SIK, MH, yang pagi itu tak hanya datang sebagai seorang pemimpin penegak hukum. Ia hadir sebagai saudara, sebagai bagian dari denyut nadi masyarakat yang ia lindungi.

Dalam momen memperingati Hari Bhayangkara ke-79, sebuah tindakan nyata menggantikan seribu janji, peresmian rumah hasil program bedah rumah bagi keluarga Hamid Suna Mokoginta, warga Molinow, yang selama ini tinggal dalam rumah yang jauh dari layak.

Dengan seutas pita yang dipotong perlahan, Kapolres Irwanto seperti memotong belenggu kesulitan yang selama ini membungkus hidup keluarga tersebut. Dan saat pintu baru itu terbuka, yang masuk bukan hanya cahaya matahari, tapi juga harapan, harga diri, dan rasa aman.

“Bedah rumah ini bukan sekadar renovasi fisik. Ini adalah bentuk kasih Polri untuk rakyatnya. Kami ingin menunjukkan bahwa Polri bukan hanya ada saat hukum ditegakkan, tapi juga saat harapan harus ditegakkan,” ucap Kapolres Irwanto dengan nada tulus.

Di sudut rumah yang kini telah memiliki atap yang tak lagi bocor dan dinding yang tak lagi rapuh, Hamid Suna Mokoginta berdiri dengan mata berkaca-kaca. Kata-katanya bergetar, namun ketulusannya menggema:

“Alhamdulillah, rumah ini kini berdiri karena bantuan Bapak Kapolres. Kami sekeluarga sangat berterima kasih. Semoga beliau selalu diberi kesehatan, rezeki, dan semakin dicintai masyarakat.”

Hari itu, Polri bukan hanya dikenang sebagai penegak hukum, tapi sebagai perajut kehidupan. Di balik seragam cokelat yang gagah, ternyata ada dada yang lapang, dan tangan yang tak hanya menggenggam kewenangan — tapi juga menggenggam erat rasa peduli.

Dan Molinow hari itu pun menjadi saksi: bahwa saat cinta dilandasi pengabdian, ia bisa mengubah duka menjadi rumah, dan kesulitan menjadi senyuman.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular