Berita-BMR.Com Kotamobagu – Sebuah langkah awal yang penuh harapan ditandai hari ini, ketika Pramuka Kota Kotamobagu bersama Pusat Pendidikan Mondowana menyatukan visi dan energi untuk menghadirkan solusi nyata atas persoalan sampah. Kedua lembaga ini resmi meluncurkan kolaborasi bertajuk “Gerakan Pramuka Peduli: BERSAHABAT dengan Sampah”, sebagai bagian dari penguatan gerakan edukasi pengelolaan sampah dari hulu.
Pertemuan perdana berlangsung hangat dan produktif, mempertemukan para pemikir dan pelaksana lapangan dari kedua belah pihak. Dari Mondowana hadir Direktur Eksekutif Siti Hadija Junaidi bersama jajaran, sementara Kwartir Cabang Pramuka Kotamobagu dipimpin langsung oleh Ketua Roy Kasenda, SE. Turut mendampingi para andalan, pelatih, hingga mitra dari Kodim dan Kementerian Agama.
Kolaborasi ini tidak sekadar seremoni. Tiga program konkret sudah disiapkan dan akan segera dijalankan:
1. Tantangan 7 Hari Pemilahan Sampah,
2. Weekend BERSAHABAT dengan Sampah, dan
3. Pramuka Duta Peduli Sampah di Masyarakat.
Tantangan 7 Hari akan menjadi gerakan awal. Sebanyak 100 peserta dari Pramuka dan Mondowana akan mengikuti tantangan ini. Dari sini, akan dipilih 10 Duta Pramuka Peduli Sampah terbaik, yang kemudian akan terjun langsung ke masyarakat sebagai penggerak perubahan perilaku.
Roy Kasenda menyampaikan bahwa kolaborasi ini adalah bentuk nyata semangat Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka di era modern.
“Pramuka bukan hanya tentang baris-berbaris atau kemah, tapi juga tentang keberanian memimpin perubahan. Memilah sampah adalah langkah kecil yang punya dampak luar biasa jika dilakukan bersama,” ujarnya.
Sementara itu, Syarif Rakhmat Mokoginta dari Mondowana menyebut kolaborasi ini sejalan dengan cita-cita pembangunan berkelanjutan Kota Kotamobagu.
“Kami percaya perubahan dimulai dari hulu, dari pola pikir. Dan Pramuka adalah mitra strategis untuk itu—karena mereka hadir di sekolah, di keluarga, dan di komunitas.”
Direktur Eksekutif Mondowana, Siti Hadija Junaidi, menggarisbawahi pentingnya gerakan lintas sektor dalam mewujudkan tata kelola sampah yang visioner dan partisipatif.
“Kami tidak hanya bicara soal program. Ini tentang gerakan perubahan sosial, dan Pramuka adalah lokomotifnya. Mereka tidak hanya menerima materi, tapi bergerak dan menginspirasi.”
Program kolaboratif ini juga menjadi bagian dari rangkaian panjang menuju 2030 dalam mendukung agenda Biokonversi Sampah Organik Berbasis Pemberdayaan Masyarakat—yang telah menjadi fokus utama Pemerintah Kota Kotamobagu dan Mondowana.
Menutup sesi pertemuan, Hadija meninggalkan pesan yang menggugah:
“Perubahan besar tidak datang tiba-tiba. Ia dimulai dari pilihan-pilihan kecil: memilih memilah, memilih peduli. Dan hari ini, kita sudah memilih untuk memulai.”
Dengan semangat kolaborasi, program BERSAHABAT dengan Sampah tak hanya menjadi ajang edukasi lingkungan, melainkan juga simbol kuat bahwa perubahan bisa tumbuh dari gerakan bersama, dari hati yang peduli dan aksi yang konsisten.
(*)