Berita-Bmr.com Kotamobagu – Dalam momentum bersejarah Konferensi Wilayah (Konferwil) ke-XIII Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sulawesi Utara yang digelar di Kota Kotamobagu, Muliadi Paputungan resmi terpilih sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) GP Ansor Sulut.
Terpilihnya Muliadi menandai semangat baru dalam barisan kader muda Nahdlatul Ulama (NU) di Sulawesi Utara yang siap bergerak dan bertransformasi.
Dalam sambutannya usai terpilih, Muliadi menyampaikan rasa syukur dan penghargaan yang mendalam kepada seluruh kader dan pengurus atas kepercayaan yang diberikan. Ia menegaskan bahwa amanah sebagai Ketua DPW bukan sekadar posisi struktural, melainkan sebuah panggilan pengabdian.
“Selaku Ketua Terpilih DPW GP Ansor Sulawesi Utara, saya menyampaikan rasa syukur dan tanggung jawab besar yang saya emban untuk memajukan organisasi ini. Amanah yang diberikan bukan sekadar jabatan, namun panggilan untuk mengabdi, berkhidmat, dan membangun peradaban,” ujarnya dengan penuh semangat.
Konferwil ke-XIII tahun ini mengusung tema besar “Ansor Satu Barisan Menuju Sulut Maju”, sebagai bentuk tekad kolektif kader Ansor untuk menjadi mitra strategis pembangunan daerah. Menurut Muliadi, kepemimpinannya akan fokus pada penyusunan dan implementasi program-program yang tidak hanya berdampak internal bagi organisasi, tetapi juga bagi masyarakat luas.
“Kami berkomitmen menjadikan Ansor sebagai mitra strategis dalam pembangunan daerah yang selaras dengan visi Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara di bawah kepemimpinan Bapak Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus Komaling, yaitu: Sulut Maju dan Sejahtera sebagai Pintu Gerbang,” ungkapnya.
Muliadi menyampaikan bahwa ada lima visi besar yang menjadi pondasi geraknya bersama GP Ansor Sulut, yaitu:
1. Melaksanakan kaderisasi secara merata di setiap wilayah, memastikan kehadiran Ansor di seluruh pelosok Sulut.
2. Mengaktifkan dan meningkatkan peran Rijalul Ansor sebagai penjaga nilai keagamaan, spiritualitas, dan keteladanan.
3. Mendorong pengembangan organisasi berbasis ekonomi, agar kader tidak hanya menjadi aktivis, tetapi juga pelaku ekonomi yang tangguh.
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan, pelatihan, dan pemberdayaan berbasis potensi daerah.
5. Mendukung penuh program nasional “Asta Bisa” dari Pimpinan Pusat GP Ansor, dengan menyelaraskannya ke dalam arah kebijakan dan program strategis Pemprov Sulut.
“Untuk mewujudkan visi tersebut, kami menyusun misi gerakan secara sistematis yang menyentuh langsung pada kebutuhan kader, tantangan daerah, serta peluang kolaboratif yang terbuka luas di era sekarang,” tambah Muliadi.
Misi besar GP Ansor Sulut yang dipaparkan Muliadi tidak sekadar retorika, melainkan dirancang dengan rencana aksi konkret. Berikut rincian misi tersebut:
1. Kaderisasi berbasis desa dan kelurahan
Menyasar penguatan struktur tingkat ranting dengan pembentukan tim kaderisasi kecamatan, safari ke desa-desa, serta pelatihan ke-Ansoran partisipatif yang melibatkan tokoh agama dan masyarakat setempat.
2. Pengembangan potensi keagamaan kader
Fokus pada dakwah berlandaskan Ahlus Sunnah wal Jamaah melalui halaqah, majelis taklim pemuda, hingga dakwah digital dan pelestarian seni budaya Islam seperti hadrah dan kaligrafi.
3. Pemberdayaan ekonomi kader melalui BUMA (Badan Usaha Milik Ansor)
GP Ansor akan mendirikan koperasi, toko, hingga marketplace digital yang menghubungkan produk kader dengan pasar. Kolaborasi dengan BUMDes dan lembaga keuangan mikro juga menjadi strategi utama.
4. Pelatihan dan sertifikasi kompetensi kader
Mengadakan pelatihan berbasis keahlian (barista, desain, teknik listrik), memberikan beasiswa pelatihan, dan membangun database digital potensi kader.
5. Kolaborasi lintas elemen masyarakat
Menggelar forum lintas organisasi, festival inovasi, dan gerakan lingkungan seperti penghijauan dan digitalisasi UMKM lokal, dengan semangat membangun daerah secara berkelanjutan.
Muliadi menegaskan bahwa Ansor tidak boleh berhenti sebagai organisasi kader biasa. Ia ingin membawa GP Ansor Sulut menjadi kekuatan sosial yang membawa dampak, sekaligus menjadi laboratorium kepemimpinan muda Islam yang inklusif, solutif, dan visioner.
“Kami percaya, Ansor bukan hanya organisasi kader, tapi juga agen perubahan. Mari satukan langkah, bulatkan tekad, dan hadirkan Ansor sebagai kekuatan pemuda Islam yang progresif, mandiri, dan solutif,” pungkasnya.
Dengan terpilihnya Muliadi Paputungan, harapan baru kini terpancar dari tubuh GP Ansor Sulawesi Utara. Barisan muda NU ini siap bergerak, menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan, serta berkontribusi nyata dalam membangun Sulawesi Utara yang lebih maju, mandiri, dan sejahtera.