Berita-BMR.Com Bolmong – Ketua TP PKK Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Ny. Kalsum Alhabsyi, menegaskan bahwa masa transisi anak dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke Sekolah Dasar (SD) bukan sekadar proses administrasi atau perpindahan gedung, melainkan fase krusial dalam pembentukan kesiapan belajar jangka panjang anak.
Hal tersebut disampaikannya saat memberikan materi dalam kegiatan bertema “Penguatan Peran Bunda PAUD dalam Mendampingi Transisi Anak dari PAUD ke SD yang Menyenangkan,” yang digelar di Gedung BPMP Provinsi Sulawesi Utara, Desa Pineleng Dua, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa, Selasa (20/5/2025).
“Transisi dari PAUD ke SD adalah masa penentu. Adaptasi yang baik dapat meningkatkan capaian akademik anak hingga 20 persen, seperti yang ditunjukkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi,” ujar Kalsum.
Ia menambahkan bahwa suasana yang menyenangkan pada masa transisi akan membentuk motivasi belajar yang kuat sejak hari pertama anak bersekolah.
Dalam kesempatan itu, Kalsum Alhabsyi memaparkan pendekatan berbasis lima pilar utama sebagai strategi membangun transisi yang efektif dan menyenangkan, yakni: Mengenal, Berinteraksi, Kolaborasi, Mandiri, dan Refleksi serta Bermain.
Kelima pilar tersebut, lanjutnya, saling terhubung dan menciptakan pengalaman transisi yang utuh—tidak hanya memperhatikan kesiapan akademik, tetapi juga kesiapan emosional dan sosial anak.
Contoh penerapannya antara lain kunjungan anak ke SD sebelum hari pertama masuk sekolah, bermain kelompok kecil, proyek kolaboratif, serta refleksi melalui gambar dan permainan peran.
“Anak-anak tidak cukup hanya diberi pelajaran. Mereka butuh merasa aman, diterima, dan diperhatikan,” tegas Kalsum.
Kalsum juga mengingatkan bahwa peran Bunda PAUD bukan sekadar simbolis, melainkan strategis. Ia menyebut Bunda PAUD sebagai “inspirator, motivator, fasilitator, dan kolaborator” dalam mendampingi proses transisi anak dari PAUD ke SD.
Ditambahkan Ketua TP PKK Bolmong, Data dari beberapa wilayah menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam program transisi meningkat hingga 30 persen di daerah dengan Bunda PAUD yang aktif.
“Bunda PAUD harus mampu menjadi jembatan komunikasi antara PAUD, SD, dan orang tua. Kita semua punya tanggung jawab kolektif agar anak tidak kehilangan semangat di masa emasnya,” jelasnya.
Kalsum juga menyoroti pentingnya strategi komunikasi yang efektif dalam mensosialisasikan program transisi. Bahasa yang sederhana, visual yang menarik, serta pemanfaatan media sosial seperti Instagram dengan kampanye #TransisiPAUDMenyenangkan menjadi sarana yang dinilai ampuh.
Menurutnya, kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan tokoh masyarakat sangat penting untuk menciptakan sinergi yang berdampak langsung pada kesiapan anak menghadapi jenjang pendidikan yang lebih tinggi.