Berita-BMR.Com | Bolmong – Enam hari pasca bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Bolaang Mongondow, Gereja Masehi Injili di Bolaang Mongondow (GMIBM) kembali menunjukkan jati dirinya sebagai gereja yang hadir bagi sesama.
Melalui Tim Pengurangan Resiko Bencana (PRB) Sinode GMIBM, rombongan Badan Pekerja Sinode (BPS) turun langsung menyalurkan bantuan kepada jemaat dan masyarakat terdampak, Selasa (4/11/2025).
Kunjungan pelayanan ini menyasar dua wilayah pelayanan, yakni Wilayah Poigar yang dipimpin oleh Ketua BPW Pdt. Boby Longsam, S.Th, dan Wilayah Mariri di bawah pimpinan Ketua Wilayah Pdt. Dolfie Purukan, S.Th.
Bantuan disalurkan di beberapa jemaat, masing-masing Jemaat Sion Wineru (Ketua Jemaat Pdt. Meike Ponggohong, S.Th), Jemaat Bethania (Ketua Jemaat Pdt. Deiby Tumbel, S.Th), Jemaat Siloam Nonapan (Ketua Jemaat Pdt. Maryanti Kakomole, S.Th), serta Jemaat Imanuel Nonapan (Ketua Jemaat Pdt. Favour Maabuat, M.Th). Bantuan yang diberikan berupa bahan pangan, pakaian, serta kebutuhan dasar lainnya bagi warga terdampak.
Turut hadir dalam rombongan BPS GMIBM yakni Pdt. Dr. Fekky W. Kamasaan, M.Th (Ketua), Pdt. Johny K. Rumondor, S.Th (Wakil Ketua sekaligus Ketua Tim PRB Sinode GMIBM), Pdt. Jemy J.S. Tangkere, M.Th (Sekretaris), Pdt. Stien Mongkol-Keni, M.Th (Wakil Sekretaris), Pnt. Samuel Porung (Bendahara), Pdt. Alri Momongan, S.Th (Sekretaris Komisi 3), Pdt. Wandynata Assa, S.Th (Sekretaris Komisi 2), dan Pdt. Deni Lang, M.Teol (Sekretaris Komisi 1).
Dalam pernyataannya, Pdt. Johny Karel Rumondor, S.Th, selaku Ketua Tim PRB GMIBM, menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada seluruh warga GMIBM yang telah menunjukkan kepedulian kepada sesama.
“Kami berterima kasih kepada seluruh warga GMIBM yang telah menyatakan kepedulian kepada saudara-saudara yang terdampak bencana. Ini merupakan wujud nyata dari panggilan tritugas gereja — kesaksian dan diakonia. GMIBM hadir bukan hanya untuk warganya sendiri, tetapi juga bagi kemanusiaan secara lebih luas,” ungkap Pdt. Rumondor.
Ia menambahkan bahwa semangat pelayanan GMIBM selalu bersifat inklusif, sebab kasih dan pertolongan Tuhan harus dirasakan oleh semua orang tanpa memandang latar belakang maupun keyakinan.
“Banyak jemaat GMIBM berbagi kisah indah ketika mereka bisa membantu saudara-saudara di luar GMIBM. Itulah bentuk pelayanan sejati — kemanusiaan tanpa batas,” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Sinode GMIBM, Pdt. Jemy Sahirii Tangkere, S.Th., M.Th., menegaskan bahwa kehadiran GMIBM di tengah masyarakat yang berduka merupakan wujud nyata dari visi gereja yang tangguh.
“GMIBM hadir sebagai bentuk solidaritas yang menghidupkan di tengah bencana yang mengharukan. Kami berterima kasih kepada seluruh wilayah dan jemaat yang telah mewujudkan visi GMIBM yang tangguh melalui aksi berbagi — baik dalam bentuk dana, tenaga, bahan natura, pakaian, dan lain-lain,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa proses penyaluran bantuan masih akan terus berlanjut sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
“Kebutuhan mendesak saat ini mencakup pakaian anak-anak dan orang dewasa, peralatan untuk membersihkan lumpur dan sampah, serta bantuan renovasi rumah. Karena itu, kolaborasi dari semua pihak, termasuk pemerintah kabupaten dan provinsi, sangat dibutuhkan,” jelasnya.
Pdt. Jemy juga memberikan apresiasi kepada seluruh Tim PRB di tingkat wilayah dan jemaat yang terus bekerja tanpa mengenal lelah.
“Kami mendorong agar Tim PRB semakin memaksimalkan tugas dan tanggung jawab pelayanan ini. Gereja harus terus menjadi pelita di tengah kegelapan, membawa harapan di tengah bencana,” tutupnya.
Langkah nyata GMIBM di wilayah terdampak banjir menjadi bukti bahwa nilai kasih, kepedulian, dan gotong royong masih hidup di tengah jemaat. Di antara lumpur dan puing, tumbuh harapan bahwa kemanusiaan tetap berdiri tegak — melalui tangan-tangan yang terulur dalam kasih.


